Tijjani Reijnders: Saya Tak Ingin Disebut De Bruyne

Gelandang Manchester City, Tijjani Reijnders, tegas meluruskan perbandingan dengan legenda klub Kevin De Bruyne. Dalam pernyataan terbaru, Reijnders menegaskan ia ingin membangun identitasnya sendiri dan bukan “De Bruyne baru” meski menghormati kontribusi sang legenda.

Tijjani Reijnders bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2025 setelah performanya yang kuat di AC Milan menarik perhatian klub Premier League tersebut. Transfernya terjadi setelah Kevin De Bruyne — ikon dan kreator utama City selama satu dekade — hengkang ke Napoli, sehingga otak kreatif City musim lalu vacum dan menimbulkan spekulasi soal siapa yang akan mengambil peran tersebut. The Guardian

Media dan fans langsung membandingkan Reijnders dengan De Bruyne, terutama karena keduanya merupakan gelandang tengah yang berperan penting dalam fase menyerang. Tapi Reijnders punya sikap yang jelas soal itu. Tribuna


🗣️ Pernyataan Reijnders: Saya Bukan De Bruyne Baru

Dalam pernyataan yang dilansir media, Reijnders menegaskan bahwa ia tidak ingin dipanggil atau diposiskan sebagai pengganti langsung Kevin De Bruyne. Meskipun ia menghormati legenda Manchester City tersebut, ia melihat dirinya memiliki gaya bermain yang berbeda dan peran yang unik dalam tim. Tribuna

Reijnders mengatakan bahwa perbandingan tersebut merupakan sebuah pujian besar, tetapi dia tetap fokus pada identitas permainannya sendiri:

  • Ia melihat dirinya lebih sebagai “nomor delapan” — gelandang serba guna yang terlibat dalam build‑up, transisi, serta serangan ke arah gawang lawan.

  • Meski De Bruyne dikenal sebagai playmaker kreatif yang sering mengatur serangan di final third, Reijnders menegaskan perbedaan skenario perannya di Manchester City. Bongda24h

“Saya bukan Kevin De Bruyne baru. Peran dan kemampuan saya berbeda… saya terutama melihat diri saya sebagai pemain nomor delapan, box‑to‑box yang terlibat baik dalam fase menyerang maupun bertahan.” — Tijjani Reijnders suara.com


Gaya Main & Ambisi Pribadi

Reijnders juga menyebut bahwa dia terinspirasi dari De Bruyne — terutama cara sang legenda “membaca situasi di lapangan” dan kemampuan mengirim umpan berkelas — tetapi itu bukan berarti ia ingin meniru 1‑untuk‑1 gaya permainan De Bruyne. Ia lebih memilih membentuk identitasnya sendiri sesuai kekuatan alami yang dimilikinya sebagai gelandang serba bisa. ESPN

Selain De Bruyne, ia pernah menyebut pemain lain seperti Andres Iniesta sebagai inspirasi dalam pendekatan teknis permainan. Goal.com


📊 Performa Reijnders di City

Sejauh musim 2025/26, Reijnders telah mencatat beberapa gol dan assist untuk Manchester City, menunjukkan bahwa dia bisa berkontribusi signifikan meski belum meniru statistik eksplosif De Bruyne. Namun fokus utama Reijnders adalah memberikan dampak menyeluruh di semua fase permainan, bukan sekadar menjadi ghostwriter statistik kreatif seperti De Bruyne dulu. Tribuna


🧩 Dinamika Tim Pasca‑De Bruyne

City memang mengalami era transisi setelah kepergian De Bruyne, dan Reijnders adalah bagian dari rencana jangka panjang klub dalam membangun lini tengah yang dinamis dan kuat. Klub sendiri menekankan sejak awal bahwa Reijnders tidak datang sebagai “pengganti otomatis”, tapi sebagai bagian dari evolusi tim. Goal.com


📌 Kesimpulan

Tijjani Reijnders secara terbuka menolak label “De Bruyne baru” meskipun ia sangat menghormati legenda Manchester City itu. Ia menegaskan bahwa gaya bermainnya berbeda, fokus pada perannya sendiri sebagai gelandang nomor delapan, dan tidak merasa cocok jika disamakan secara langsung dengan De Bruyne — sebuah sikap realistis yang menunjukkan kematangan mental serta keinginan kuat untuk membentuk identitas permainannya sendiri di Etihad Stadium. Bongda24h